Assalamu’alaikum wr. wb.
Sekarang ini saya akan menjelaskan tentang web 1.0 dan web 2.0. Biasalah buat ngerjain tugas softskill. Sebelum membahas tentang keduanya, pertama-tama saya akan menjelaskan dulu pengertian dari web. Web adalah adalah suatu ruang informasi di mana sumber-sumber daya yang berguna diidentifikasi oleh pengenal global yang disebut Uniform Resource Identifier (URL).
Secara umum, Web 1.0 dikembangkan untuk pengaksesan informasi dan memiliki sifat yang sedikit interaktif.Secara garis besar, sifat Web 1.0 adalah Read. . Layanan ini seperti layanan website yang biasa, dan mungkin masih dipakai hingga saat ini. Pada website ini, pengunjung hanya dapat membaca, karena website ini hanya berisikan konten berupa text. Sehingga para pengunjung tidak dapat berinteraksi di dalam website-nya, seperti memberi komentar, memberikan/menambahkan informasi, dan lain-lain. Dalam hal ini, terlihat bahwa website ini mempunyai keterbatasan bagi para pengunjungnya. Dan untuk mengakses web 1.0, pengunjung secara langsung harus menuju ke alamat website-nya. Artinya, kita tidak bisa menggunakan layanan software seperti biasanya secara langsung. Keterbatasan pada web 1.0 yang mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam website tersebut dan melihat satu persatu konten di dalamnya. Pengunjung hanya bisa membaca isi konten web tersebut, dan biasanya isi web 1.0 juga hanya merupakan informasi dari sebuah perusahaan atau informasi-informasi lainnya. Kebanyakan hanya sekedar mencari atau browsing untuk mendapatkan informasi tertentu. Isi dari web 1.0 diatur oleh pembuat web tersebut, seperti berisi HTML, iklan, dan direct link yang biasanya secara otomatis diatur oleh pembuat web.
Beberapa ciri khas dari situs web 1.0 ialah:
• Halaman bersifat statis.
• Penggunaan framesets.
• Memiliki HTML.
• Online guestbook.
• GIF, biasanya 88×31 piksel dalam ukuran web browser dan biasanya mempromosikan produk lain (Iklan, dan sebagainya)
• Pengguna akan mengisi formulir, dan formulir ini akan dikirim melalui email setelah mereka mengklik. Kemudian, akan dikirimkan email dan pengguna akan mencoba untuk mengirim email yang berisi formulir rincian.
Lalu, tak lama kemudian muncullah Web 2.0 yang merupakan revolusi bisnis di industri komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet sebagai platform, juga merupakan suatu percobaan untuk memahami aturan untuk mencapai keberhasilan platform baru.Sifat Web 2.0 adalah Read-Write.
Era Web 2.0 tidak membutuhkan orang jenius yang hanya berkutat sendiri di ruang tertutup atau laboratorium untuk membuat teknologi baru yang dipatenkan agar membuat dirinya menjadi terkenal. Tapi era ini lebih membutuhkan orang untuk saling berbagi ilmu, pengalaman atau lainnya sehingga terbentuk komunitas online besar yang menghapuskan sifat-sifat individu. Ada beberapa pihak mengatakan bahwa web 2.0 ini merupakan web berbasis web social network atau jejaring sosial, dimana para penggunanya dapat berinteraksi dengan sesama pengguna ataupun dengan pemilik situsnya sekaliipun, yaitu seperti Facebook, Myspace, Multiply, atau lain sebagainya. Ketika Web 2.0 disebut sebagai tahap kedua dari perkembangan web yang telah ada saat ini, muncul kekhawatiran akan tidak kompatibel-nya versi web tersebut dengan program web browser yang dimiliki pengguna. Padahal tidak ada satupun teknologi di sisi pengguna (client) yang perlu di-upgrade untuk dapat mengakses web tersebut. Perkembangan web 2.0 lebih menekankan pada perubahan cara berpikir dalam menyajikan konten dan tampilan di dalam sebuah website. Sebagian besar cara berpikir tersebut mengadaptasi gabungan dari teknologi web yang telah ada saat ini.
Namun, O’Reilly dan MediaLive International menekankan bahwa web 2.0 merupakan sebuah platform bagi aplikasi. Mereka mendeskripsikan hal ini sebagai sebuah software yang berjalan melalui media internet dengan bantuan web browser dan tidak perlu di-instalasi terlebih dahulu seperti software-software yang umumnya kita gunakan sehari-hari. Pengguna situs juga dapat melakukan pengubahan terhadap tampilan web tersebut, atau juga bisa merubah konten dari web tersebut, tidak ada keterbatasan interaksi di dalam web 2.0 dibanding dengan web 1.0 yang konten dan tampilan web nya hanya bisa dibaca saja.
Beberapa ciri khas dari situs web 2.0 ialah:
1 The Web as Platform. Aplikasi web 2.0 menggunakan web (atau Internet) sebagai platform-nya. Platform di sini adalah tempat suatu aplikasi dijalankan. Contoh platform yang terkenal adalah Windows, di mana ada aplikasi-aplikasi seperti Microsoft Office dan Adobe Photoshop.
2 Harnessing Collective Intelligence. Aplikasi Web 2.0 memiliki sifat yang unik, yaitu memanfaatkan kepandaian dari banyak orang secara kolektif. Sebagai hasilnya muncullah basis pengetahuan yang sangat besar hasil gabungan dari pengetahuan banyak orang. Contoh yang jelas adalah Wikipedia, del.icio.us, dan Blogosphere.
3 Data is the Next Intel Inside. Kekuatan aplikasi Web 2.0 terletak pada data. Aplikasi-aplikasi Internet yang berhasil selalu didukung oleh basis data yang kuat dan unik. Contohnya adalah Google dan Amazon.
4 End of the Software Release Cycle. Aplikasi Web 2.0 memiliki sifat yang berbeda dengan aplikasi pada platform “lama” seperti Windows. Suatu aplikasi Windows biasanya dirilis setiap dua atau tiga tahun sekali, misalnya saja Microsoft Office yang memiliki versi 97, 2000, XP, dan 2003. Di lain pihak, aplikasi Web 2.0 selalu di-update terus-menerus karena sifatnya yang bukan lagi produk melainkan layanan. Contohnya Google, selalu di-update data dan programnya tanpa perlu menunggu waktu-waktu tertentu.
5 Lightweight Programming Models. Aplikasi Web 2.0 menggunakan teknik-teknik pemrograman yang “ringan” seperti AJAX dan RSS. Ini memudahkan orang lain untuk memakai ulang layanan suatu aplikasi Web 2.0 guna membentuk layanan baru. Contohnya adalah Google Maps.
6 Software Above the Level of a Single Device. Aplikasi Web 2.0 bisa berjalan secara terintegrasi melalui berbagai device. Contohnya adalah iTunes dari Apple.
7 Rich User Experiences. Aplikasi Web 2.0 memiliki user interface yang kaya meskipun berjalan di dalam browser. Teknologi seperti AJAX memungkinkan aplikasi Internet memiliki waktu respons yang cepat dan user interface yang intuitif mirip seperti aplikasi Windows yang di-install di komputer kita. Contohnya adalah Gmail.
Beberapa praktisi internet telah mengenal kemampuan tersebut dalam AJAX (Asynchorous Javascript and XML), yang menggabungkan teknologi HTML, CSS, Javascript, dan XML dalam menciptakan aplikasi website yang dinamis. Contoh aplikasi tersebut dapat kita lihat pada Google yang menyediakan program sejenis Microsoft Excel melalui situsnya di http://spreadsheets.google.com. Melalui aplikasi di dalam situs tersebut, kita dapat membuka dan mengolah dokumen spreadsheet yang dimiliki. Bahkan dokumen tersebut dapat di-sharing ke beberapa rekan di internet. Dengan adanya fasilitas penyimpanan, pengguna tidak lagi membutuhkan media penyimpanan konvensional seperti disket atau flash disk. Pengolahan data dan penyimpanan dokumen, bahkan sharing dokumen, dapat dilakukan hanya dalam satu jendela web browser.
Kita juga dapat menjalankan program pengolah kata seperti Microsoft Word, serta mengubah dokumen dengan hanya mengunjungi situs yang menyediakan program tersebut. Karena program tersebut dapat dijalankan melalui web browser, kita tidak perlu melakukan instalasi program apapun di dalam komputer. Tidak hanya Microsoft word, tapi juga aplikasi Microsoft office lainnya, seperti Excel, Power Point, atau Outlook, bisa kita gunakan dalam web 2.0, dan semuanya berbasis web browser. Dan dengan adanya fitur seperti ini, maka kita dapat membuat dokumen secara langsung di dalam web browser tanpa harus melakukan instalasi kembali, dan tidak hanya itu, dokumen yang telah kita buat, dapat langsung kita share terhadap sesama pengguna situs tersebut. Seperti contohnya, google.
Di google, kita bisa langsung membuka sebuah dokumen dalam bentuk power point, excel, maupun word, dan bisa juga langsung kita ubah isi dan konten dokumen tersebut. Dengan adanya web 2.0, para produsen tidak perlu lagi memproduksi barang atau produknya dalam bentuk fisik, melainkan bisa dipromosikan di dalam web 2.0 ini, karena web sudah menjadi platform, dan pengguna tinggal mampir ke dalam web tersebut dan menjalankan aplikasi yang ingin digunakan. Dengan demikian web 2.0 juga berpotensi dalam bidang bisnis dan pemasaran berbasis interaktif.
Selanjutnya adalah Web 3.0, maaf ya jadi kelebihan nih ngerjain tugasnya, abisnya nanggung sih, hehehehe. Kalau di dunia seluler dikenal istilah 3G, maka di Internet ada yang namanya Web 3.0. Jangan salah, ternyata orang Indonesia juga sudah ada yang mengembangkannya. Konsep ini dapat diandaikan sebuah website sebagai sebuah intelektualitas buatan (Artificial Intelegence). Aplikasi – aplikasi online dalam website dapat saling berinteraksi, kemampuan interaksi ini dimulai dengan adanya web service.
Di web 3.0 ini, sudah terjadi konvergensi yang sangat dekat antara dunia TI dengan dunia telekomunikasi. Dunia web dan telco berkembang pesat seiring dengan kebutuhan pengguna. Penggunaan perangkat TI dan telekomunikasi nantinya sudah seperti sama saja tidak ada bedanya. Saat ini saja pertanda seperti itu sudah mulai bisa kita rasakan walaupun masih belum sempurna. Kita bisa menonton tivi di ponsel atau komputer, bisa mengakses internet di ponsel, bisa melakukan SMS dan telepon dari komputer. Ya karena konvergensi terhadap berbagai perangkat seperti hukum alam yang tidak bisa dielakkan. Semua mengalami evolusi menuju dunia yang lebih maju.
Saat ini adaptasi Web 3.0 mulai dikembangkan oleh beberapa perusahaan di dunia seperti secondlife, Google Co-Ops, bahkan di Indonesia sendiri juga sudah ada yang mulai mengembangkannya, yaitu Li’L Online (LILO) Community.
Permasalahan lain yang potensial muncul adalah, sebagai teknologi masa depan, Web 3.0 juga membutuhkan kecepatan akses Internet yang memadahi dan spesifikasi komputer yang tidak enteng, hal ini disebabkan tak lain karena teknologi ini secara visual berbasis 3D. Sedangkan seperti yang kita tahu biaya akses Internet dengan kecepatan tinggi di Indonesia ini masih terbilang mahal bagi masyarakat umum. Belum lagi jika dihitung dari biaya spesifikasi perangkat komputer yang dibutuhkan, mungkin masyarakat Indonesia yang ingin menikmati kecanggihan layanan berbasis teknologi Web 3.0 masih harus menarik nafas panjang. Namun karena Web 3.0 sendiri masih dalam pengembangan, seiring dengan berlalunya waktu sebagai masyarakat Indonesia kita masih bisa mengharapkan bahwa biaya komunikasi, dalam hal ini koneksi Internet kecepatan tinggi akan semakin murah nantinya, sehingga terjangkau bagi masyarakat luas.
Nah itu dia perbedaan antara web 1.0 dengan web 2.0, saya juga sedikit nambahin tentang web 3.0, karena saya juga waktu nyari bahan buat ngerjain tugas ini, dapet bahasan tentang web 3.0, jadinya kan penasaran deh, hehehehehe. Cukup sekian ya.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
kita juga punya nih jurnal oracle, silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
BalasHapushttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/2371/1/02-02-011.pdf
semoga bermanfaat yaa :)
Makasi tambahan infonya gan.
BalasHapusUntuk informasi mengenai cara belajar SEO yang baik bisa dilihat di http://www.computer-course-center.com/belajar-seo.html